Salam JOS buat semua temen-temen teknik elektro, wabilkhusus buat temen-temen satu almamater di Univ.Sultan Ageng Tirtayasa. Hari ini pemebahasannya mengenai Change Over Sitch atau disingkat COS, berhubung saya ada pekerjaan untuk melakukan desain dan perancangan Change Over Switch di PT. Vopak Terminal merak dengan kapasitas 1250 Ampere dan di PT. Bluescope Steel Indonesia dengan kapasitas 1250 Ampere & 400 Ampere, oleh karena itu akan saya bahas sedikit dan berbagi apa sih COS itu, mungkin buat sebagian rekan-rekan sudah paham, pembahasan ini diperuntukkan buat temen-temen mahasiswa yang mungkin belum paham mengenai COS. COS adalah sebuah komponen listrik tegangan tinggi yang berfungsi sebagai pengalih sumber tegangan yang jenisnya seperti switch. Biasanya COS digunakan untuk mengalihkan tegangan dari sumber PLN ke sumber tegangan lain seperti genset dan baterai apabila terjadi pemadaman. Ada dua jenis COS, Manual & Auto. Kalau yang Manual jenisnya seperti switch biasa dan penggunaanya juga manual atau untuk melakukan pengalihannya diperlukan operator atau teknisi untuk melakukan pengalihan source, sedangkan kalau yang Automatic atau biasa disebut ATS (Automatic Transfer Switch) secara otomatis source akan beralih misal dari PLN ke baterai selama genset belum berjalan apabila terjadi Main Failure pada sistem kelistrikan. Berikut adalah bentuk dari COS Manual dan Automatic.
COS Automatic / ATS (Automatic transfer Switch) Sumber Gambar: www.diytrade.com |
Prinsip kerja ATS atau (Automatic Transfer Switch) yaitu dengan menggunakan sensor dan sistem AMF (Automatic Main Failure), ATS ini biasanya disandingkan dengan baterai berkapasitas besar untuk membackup tegangan sementara selama genset belum berjalan. Contoh: apabila sensor mendeteksi tidak adanya sumber tegangan pada PLN maka akan secara otomatis penggunaan source beralih ke baterai dan setelah genset berjalan beban akan dialihkan ke genset. Jika sistem ini disatukan dalam satu kesatuan maka sistem ini menjadi UPS atau (Uninterupt Power Supply). Sedikit gambaran agar tidak salah persepsi, yang kita tau kan Baterai itu hanya menyimpan Arus DC (Direct Current) atau arus searah, sedangkan listrik PLN itu sifatnya AC (Alternating Current) atau arus bolak-balik dan beban yang digunakan di perusahaan didominasi dengan beban-beban AC, loh kok bisa Arus DC dari baterai dapat mensuplai atau membackup beban yang seharusnya dialiri arus AC. Nah biar gak salah kaprah saya jelasin sedikit ya. Untuk gampangnya bisa lihat gambardi bawah ini :
Pada keadaan normal atau pada saat beban disuplai dari listrik PLN, maka baterai akan mengisi daya melalui media charger, media charger tersebut terdiri dari rangkaian AC to DC Converter yang bersifat merubah Arus AC menjadi DC sehingga arus yang masuk ke dalam baterai adalah arus DC. Kemudian apabila terjadi kegagalan trasnsfer daya dari PLN ke beban atau Main Failure otomatis baterai berhenti mencharger, pada saat itu baterai bersifat sebagai sumber daya untuk membackup sementara suplai daya ke beban, namun sebelum tegangan dari baterai mensuplai beban dilakukan konversi terlebih dahulu dengan menggunakan rangkaian inverter sehingga arus DC dari baterai dirubah menjadi AC baru kemudian dapat mensuplai daya ke beban. Penggunaan baterai sebagai sumber daya ke beban hanya bersifat sementara karena mengingat kapasitas baterai yang terbatas, lah wong namanya juga backup ya jangan lama-lama, setelah genset dinyalakan nah genset lah yang berfungsi sebagai suplai daya utama pengganti source PLN. Setelah source dari PLN hidup lagi ya genset diistirahatkan kembali dan baterai secara otomatis men-charger kembali.
Apabila ada yang belum dipahami silahkan tanyakan lewat kolom komentar atau mungkin ada masukkan dari para sespuh yang mungkin lebih paham mengenai sistem ini dipersilahkan...
Principal UPS Sumber Gambar: www.answers.com |
Pada keadaan normal atau pada saat beban disuplai dari listrik PLN, maka baterai akan mengisi daya melalui media charger, media charger tersebut terdiri dari rangkaian AC to DC Converter yang bersifat merubah Arus AC menjadi DC sehingga arus yang masuk ke dalam baterai adalah arus DC. Kemudian apabila terjadi kegagalan trasnsfer daya dari PLN ke beban atau Main Failure otomatis baterai berhenti mencharger, pada saat itu baterai bersifat sebagai sumber daya untuk membackup sementara suplai daya ke beban, namun sebelum tegangan dari baterai mensuplai beban dilakukan konversi terlebih dahulu dengan menggunakan rangkaian inverter sehingga arus DC dari baterai dirubah menjadi AC baru kemudian dapat mensuplai daya ke beban. Penggunaan baterai sebagai sumber daya ke beban hanya bersifat sementara karena mengingat kapasitas baterai yang terbatas, lah wong namanya juga backup ya jangan lama-lama, setelah genset dinyalakan nah genset lah yang berfungsi sebagai suplai daya utama pengganti source PLN. Setelah source dari PLN hidup lagi ya genset diistirahatkan kembali dan baterai secara otomatis men-charger kembali.
Apabila ada yang belum dipahami silahkan tanyakan lewat kolom komentar atau mungkin ada masukkan dari para sespuh yang mungkin lebih paham mengenai sistem ini dipersilahkan...
Info yang bagus dan menambah wawasan di bidang elektronik.. salam kenal http://servicemanualtv.blogspot.com/
ReplyDelete